KALIANDA- Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Yasba Kalianda Lampung Selatan meyudisium 95 mahasiswanya, Sabtu (26/10). Dari jumlah total itu, tercatat Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) yang paling banyak menyumbang jumlah mahasiswa yang ikut yudisium yang berlangsung di lapangan kampus STAI Yasba di Jl. Lettu Rochani No. 1 Kedaton, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan.
MPI meyudisium 33 mahasiswa. Disusul Program Studi Ekonomi Syariah sebanyak 27 mahasiswa. Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) sebanyak 19 mahasiswa. Serta Program Studi Perbankan Syariah sebanyak 16 mahasiswa.
Selain dihadiri langung Ketua STAI Yasba Nursyamsi HZ, S.Ag., M.Pd.I, dan Ketua Yayasan Pembangunan Drs. Yakub Yuhira, SH.,M.M.,Pd, tampak pula sekretaris Yayasan Pembangunan, para wakil ketua, ketua-ketua program studi di STAI Yasba.
Dalam orasi ilmiah yang menampilan Dr. H. Firmansyah S.Pd.I., M.Pd., dengan tema “Cerdas, Berkarakter, dan Siap Meniti Masa Depan”, lebih banyak menyinggung soal kelanjutan studi dari mahasiswa. Firmansyah yang juga merupakan Kepala Bagian Kesra Setdakab Lampung Selatan mengharapkan masiswa untuk meneruskan studi ke jenjang pasca.
“STAI Yasba siap menampung mahasiswa sekalian untuk melanjutkan ke program master atau S2. Saya tadi bincang dengan ketua STAI Yasba (Nursyamsi HZ) mengatakan akan segera membuka program S2,’’ sebutnya.
Ini harus didukung karena akan mempermudah bagi mahasiswa untuk melanjutkan studi. “Kalau ke Bandar Lampung atau ke luar daerah, apalagi ke luar negeri tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kalau ada yang lebih dekat, mengapa tidak. Karena kuliah di mana saja tidak apa-apa, yang penting mahasiswa sendiri yang menentukan dirinya berprestasi atau tidak,’’ yakinnya.
Sebelumnya Ketua STAI Yasba Nursyamsi HZ memang menyebut akan membukat program studi S2 dalam waktu yang tidak terlalu lama. Hal demikian dilakukan karena banyaknya alumni sarjana yang ingin melanjutkan studi, tapi terbentur tempat yang jauh. Sementara mereka kerja dan bertempat tinggal di daerah ini.
Nursyamsi juga menyebutkan persaingan perguruan tinggi di Lampung Selatan, khususnya di Kalianda tentu menggembirakan karena sudah muncul dua universitas, yaitu Universitas Muahammadiyah Kalianda, dan Universitas Indonesia Mandiri. “Tentu ini menyedot mahasiswa yang akan masuk STAI Yasba yang kini sudah ada saingan dua universitas tersebut,’’ jelasnya.
Sedangkan Ketua Yayasan Pembangunan Kalianda M. Yakub Yuhira menggariskan bahwa jajaran pimpinan STAI Yasba untuk terus konsisten membesarkan STAI Yasba. “Saya berharap untuk memperjuangkan agar STAI kit aini menjadi institut,’’ harapnya.
Impian untuk menjadi STAI Yasba sudah lama ditargetkan. “Saya dulu mentargetkan STAI Yasba sudah menjadi institut pada 2018. Tapi saat itu terbentur mahasiswa yang belum memenuhi syarat minimal. Kini persyaratannya tidak lagi 500 mahasiswa, bahkan 400 pun sudah bisa. Coba kebut untuk menjadi institut, biar pimpinannya bisa dipanggil rektor, tidak lagi ketua seperti sekarang ini,’’ ujarnya sambil tersenyum. (ist)




